tag:blogger.com,1999:blog-39222475049798396862024-03-14T01:48:48.593-07:00BMIBisnis & Manajemen Islami didedikasikan sebagai wahana syiar serta pengembangan konsep dan praktek bisnis dan manajemen berbasis ajaran Islam. Sesuatu yang harus kita perjuangkan dan tumbuhkan di masyarakat.Unknownnoreply@blogger.comBlogger22125tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-39931810395289442412017-04-01T00:18:00.000-07:002017-03-31T10:20:00.999-07:00Keagungan 4 Karakter Rasulullah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-lkET55qVmng/WN6M4ueLsVI/AAAAAAAAPZk/SqILYxqgH0sIjEYBspzWyYLSjarepPdjQCLcB/s1600/makka.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://2.bp.blogspot.com/-lkET55qVmng/WN6M4ueLsVI/AAAAAAAAPZk/SqILYxqgH0sIjEYBspzWyYLSjarepPdjQCLcB/s640/makka.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Dalam al-Qur’an, tidak ada seorang nabi yang dipuji begitu tinggi, melebihi Nabi Muhammad SAW. Dalam satu ayat, Nabi SAW disebut sebagai teladan yang baik (uswah hasanah), yakni tokoh identifikasi atau dalam bahasa sekarang dinamakan model peran atau role model (QS. Al-Ahzab [33]: 29.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Dalam ayat yang lain, tidak tanggung-tanggung, Allah SWT menyebut Rasul sebagai manusia dengan pribadi yang benar-benar agung. (QS. Al-Qalam [68]: 4).<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Abbas Mahmud Aqqad, dalam kitab 'Abqariyyatu Muhammad menuliskan ada 4 karakter atau kualitas yang menjadi kekuatan Rasulullah SAW, disebut al-thba’i` al-Arba` (empat karakter) yang amat menonjol pada diri Nabi SAW,<br />
<br />
Keempat karakter tersebut adalah karakter ibadah (thabi'at al-ibadah), karakter berpikir (thabi'at al-tafkir), karakter berkomunikasi (thabi'at al-ta'bir), dan karakter kerja dan berjuang (thabi'at al-`amal wa al-harakah).<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Empat tabiat (karakter) ini, diakui Aqqad, jarang menyatu pada diri seorang. Menurut ghalibnya, apabila satu karakter kuat (dominan), maka karakter lainnya lemah. Namun Nabi Muhammad SAW memiliki keempatnya secara lengkap & seimbang. <br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
Sumber: Republika Online (ROL)</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-24713900400500403462017-03-31T10:27:00.003-07:002017-03-31T10:27:35.453-07:00Teori dalam Mencari Rizki<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><br />
<div class="embed-container">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" src="https://www.youtube.com/embed/bWOQHK5aK3Q"></iframe></div>
<br />
Teori islam dalam Mencari Rizki dari Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA.<br />
<br />
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepada-Nya.” (HR. Musnad Ibnu Abi Syaibah 8: 129 dan Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir 8: 166, hadits shahih. Lihat Silsilah Al-Ahadits As-Shahihah no. 2866).</blockquote>
Dalam hadits disebutkan bahwa kita diperintah untuk mencari rezeki dengan cara yang baik atau diperintahkan untuk “ajmilu fit tholab”. Apa maksudnya?<br />
<br />
Janganlah berputus asa ketika belum mendapatkan rezeki yang halal sehingga menempuh cara dengan maksiat pada Allah.<br />
<br />
Jangan sampai kita berucap, “Rezeki yang halal, mengapa sulit sekali untuk datang?”<br />
<br />
Jangan sampai engkau mencelakakan dirimu untuk sekedar meraih rezeki.<br />
<br />
Dalam hadits di atas berarti diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal. Janganlah rezeki tadi dicari dengan cara bermaksiat atau dengan menghalalkan segala cara. Kenapa ada yang menempuh cara yang haram dalam mencari rezeki? Di antaranya karena sudah putus asa dari rezeki Allah sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.<br />
<br />
Intinya karena tidak sabar. Seandainya mau bersabar mencari rezeki, tetap Allah beri karena jatah rezeki yang halal sudah ada. Coba renungkan perkataan Ibnu ‘Abbas berikut ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Seorang mukmin dan seorang fajir (yang gemar maksiat) sudah ditetapkan rezeki baginya dari yang halal. Jika ia mau bersabar hingga rezeki itu diberi, niscaya Allah akan memberinya. Namun jika ia tidak sabar lantas ia tempuh cara yang haram, niscaya Allah akan mengurangi jatah rezeki halal untuknya.” (Hilyatul Auliya’, 1: 326).</blockquote>
Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi kemudahan untuk meraih rezeki yang halal.</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-87995765356243461622017-03-31T10:18:00.001-07:002017-03-31T10:18:08.106-07:00Membuka Pintu Rezeki dengan Istigfar<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><br />
<div class="embed-container">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" src="https://www.youtube.com/embed/0xb8PLAPxSo"></iframe></div>
<br />
Tauziyah tentang Membuka Pintu Rezeki dengan Istigfar dari Ustadz Dr. Khalid Basalamah, M.A.
<br />
<br />
Allah Ta'ala berfirman,<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh: 10-12).</blockquote>
Ayat di atas menjelaskan dengan gamblang bahwa di antara buah istighfar: turunnya hujan, lancarnya rizki, banyaknya keturunan, suburnya kebun serta mengalirnya sungai.<br />
<br />
Karenanya, dikisahkan dalam Tafsir al-Qurthubi, bahwa suatu hari ada orang yang mengadu kepada al-Hasan al-Bashri tentang lamanya paceklik, maka beliaupun berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian datang lagi orang yang mengadu tentang kemiskinan, beliaupun memberi solusi, “Beristighfarlah kepada Allah”. Terakhir ada yang meminta agar didoakan punya anak, al-Hasan menimpali, “Beristighfarlah kepada Allah”.<br />
<br />
Ar-Rabi’ bin Shabih yang kebetulan hadir di situ bertanya, “Kenapa engkau menyuruh mereka semua untuk beristighfar?”.<br />
<br />
Maka al-Hasan al-Bashri pun menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Namun sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh: “Aku (Nabi Nuh) berkata (pada mereka), “Beristighfarlah kepada Rabb kalian, sungguh Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan kepada kalian hujan yang lebat dari langit. Dan Dia akan memperbanyak harta serta anak-anakmu, juga mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu”.<br />
<br />
Rasul shallallahu’alaihiwasallam bersabda,<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).</blockquote>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-17657457677479406422017-03-31T10:13:00.001-07:002017-03-31T10:13:10.983-07:00Kunci Menjadi Kaya dalam Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><div class='embed-container'><iframe src='https://www.youtube.com/embed/_BV5zC7d81g' frameborder='0' allowfullscreen></iframe></div>
<br />
<br />
Tauziyah dari Ustadz Dr. Khalid Basalamah, M.A. Sangat menarik dimana prinsip dan pandangan dalam Islam berbeda jauh dengan padangan kaum liberal.<br />
<br />
Hidup berkecukupan dan bahkan harta melimpah ruah adalah impian setiap manusia. Bahkan impian ini tidak akan pernah putus sampai pun setelah Anda mencapai umur lanjut.<br />
<br />
“Anak keturunan Adam tumbuh kembang dan ada dua hal yang turut tumbuh dan berkembang bersamaan dengan usianya: cinta terhadap harta kekayaan dan angann-angan panjang umur.” (HR. Bukhari).<br />
<br />
Impian menjadi seorang yang kaya raya secara tinjauan hukum syariat adalah sah-sah saja, asalkan tidak menjadikan Anda lupa daratan sehingga menghalalkan segala macam cara. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Jangan pernah engkau merasa rezekimu telat datangnya, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga telah datang kepadanya rezeki terakhir (yang telah ditentukan) untuknya. Karena itu, tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki: yaitu dengan menempuh jalan yang halal dan meninggalkan jalan yang haram.” (HR. Ibnu Majah, Abdurrazzaq, Ibnu Hibban, dan Al Hakim).</blockquote>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-324861387072010802017-03-31T10:00:00.003-07:002017-03-31T10:00:58.465-07:00Kunci Bertambahnya Rezeki<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><br />
<div class="embed-container">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" src="https://www.youtube.com/embed/1eXdJR5HuV0"></iframe></div>
<br />
Tauziyah dari Ustadz Dr. Khalid Basalamah, M.A. Syukur akan terus menambah nikmat dan membuat nikmat itu terus ada. Hakekat syukur adalah melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat. Ibnu Abid Dunya menyebutkan hadits dari ‘Abdullah bin Shalih, ia berkata bahwa telah menceritakan padanya Abu Zuhair Yahya bin ‘Athorid Al Qurosyiy, dari bapaknya, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa Allah tidak mengaruniakan syukur pada hamba dan sulit sekali ia mendapatkan tambahan nikmat setelah itu. Karena Allah Ta’ala berfirman,
<br />
<blockquote>
“Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat bagi kalian.” (QS. Ibrahim: 7) (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 124).</blockquote>
Al Hasan Al Bashri berkata, “Sesungguhnya Allah memberi nikmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Jika seseorang tidak mensyukurinya, maka nikmat tersebut berbalik jadi siksa.”<br />
<br />
Ibnul Qayyim berkata, “Oleh karenanya orang yang bersyukur disebut hafizh (orang yang menjaga nikmat). Karena ia benar-benar nikmat itu terus ada dan menjaganya tidak sampai hilang.” (‘Iddatush Shobirin, hal. 148)
Dalam hadits disebutkan,<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Sesungguhnya seseorang terhalang mendapatkan rezeki karena dosa yang ia perbuat.” (HR. Ibnu Majah no. 4022. Hadits ini adalah hadits dho’if kata Syaikh Al Albani).</blockquote>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-4012213515982267482017-03-31T09:56:00.001-07:002017-03-31T09:56:23.919-07:00Kata Kunci Menjadi Sukses<style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><div class='embed-container'><iframe src='https://www.youtube.com/embed/Ed38DN4rNsw' frameborder='0' allowfullscreen></iframe></div>
<br>
Kata Kunci Menjadi Sukses dari Ustadz Dr. Khalid Basalamah, M.A. Bekerja adalah salah satu syarat wajib bagi kita untuk bisa menjalani hidup. Tidak hanya bekerja saja, namun Anda juga harus punya tekad dan niat yang baik, bersungguh-sungguh, bekerja keras dan harus memiliki motivasi yang tinggi untuk bisa berhasil. Bagaimanapun kondisi dan jenis pekerjaan yang sedang Anda geluti saat ini. Semua pekerjaan, apapun itu, jika niat dan usaha kita baik maka Allah akan memberikan hasil yang baik pula sesuai usaha yang kita lakukan.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-45314161996347162772017-03-31T09:50:00.003-07:002017-03-31T10:21:55.965-07:00Strategi Bisnis Nabi Muhammad SAW<style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><div class='embed-container'><iframe src='https://www.youtube.com/embed/xaKolNV5foQ' frameborder='0' allowfullscreen></iframe></div>
<br>
Berikut tausiyah dari Dr. Mohammad Syafi'i Antonio tentang Strategi Bisnis Nabi Muhammad SAW.
Mohammad Syafi'i Antonio lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 12 mei 1965. Nama asli beliau Nio Cwan Chung. Ia adalah WNI keturunan Tionghoa. Sejak kecil beliau mengenal dan menganut ajaran Konghucu, karena ayahnya adalah seorang pendeta Konghucu. Dalam usia 17 tahun ia memeluk Islam dan belajar Islam dari mulai AIN Syarif Hidayatullah. Itupun tidak lama, kemudian ia melanjutkan sekolah ke University of Jordan (Yordania). Selesai studi S1 ia melanjutkan program S2 di International Islamic University (IIU) di Malaysia, khusus mempelajari ekonomi Islam.
Dalam video ini dibahas mengenai strategi Bisnis yang dilakukan oleh Rasululah SAW sebagai pedagang sebelum beliau diangkat menjadi Rasul.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-17215638455858622362017-03-31T09:46:00.003-07:002017-03-31T10:21:55.959-07:00Menjadi Pengusaha Sukses Seperti Tiga Sahabat Nabi SAW<style>.embed-container { position: relative; padding-bottom: 56.25%; height: 0; overflow: hidden; max-width: 100%; } .embed-container iframe, .embed-container object, .embed-container embed { position: absolute; top: 0; left: 0; width: 100%; height: 100%; }</style><div class='embed-container'><iframe src='https://www.youtube.com/embed/hPkzkc6cH_s' frameborder='0' allowfullscreen></iframe></div>
<br>
Video Motivasi Islami dari Ustadz Dr. M. Arifin Badri, MA. Menjadi Pengusaha Sukses Seperti Tiga Sahabat Nabi SAW. Produksi dari Yufid TV.
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-23904320038599839222017-03-31T09:05:00.002-07:002017-03-31T09:05:11.447-07:00Jangan Dustakan Ayat-Ayat Allah <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-dCaTduxqJHQ/WN5-I7cULqI/AAAAAAAAPYk/TRtqe4w-J9UenHlb048qj9hbJesTI-uogCLcB/s1600/bisnis-manajemen-islami-005.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://4.bp.blogspot.com/-dCaTduxqJHQ/WN5-I7cULqI/AAAAAAAAPYk/TRtqe4w-J9UenHlb048qj9hbJesTI-uogCLcB/s640/bisnis-manajemen-islami-005.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Pengetahuan kita, baik sebagai pimpinan organisasi maupun sebagai anggota, harus terus ditingkatkan agar jangan sampai terjebak mendustakan hukum Allah. Bukan karena sengaja ingin mendustakan, tetapi karena tidak tahu. Nauzubillahi min zalik.<br />
<br />
Jangan sampai organisasi dan usaha atau bisnis kita juga secara tidak sengaja terjebak pada pendustaan ayat-ayat Allah. Kalau perlu pastikan hingga sedetil-detilnya bahwa tidak ada satupun kegiatan dan sub-kegiatan dalam usaha kita yang tidak sesuai dengan Islam.<br />
<br />
Orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan dirinya di hadapan ayat-ayat Allah tidak mungkin bisa masuk ke surganya Allah SWT. Ketidakmungkinan itu dinyatakan Allah dengan ungkapan ‘…hingga unta bisa masuk ke lubang jarum”. Allah SWT berfirman:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan pintu-pintu langit (ampunan) dan mereka tidak (pula) masuk surga, hingga unta mauk ke lobang jarum. Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berbuat kejahatan.” (QS Al-A’raaf: 40). </blockquote>
Ayat sebelumnya menjelaskan bahwa, orang-orang yang mendustakan dan menyombongkan diri di hadapan ayat-ayat Allah SWT, akan menjadi penghuni neraka dan kekal di dalamnya. Allah SWT berfirman:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-A’raaf: 36).</blockquote>
Pada hakekatnya, orang yang menolak aturan-aturan Allah dan menggantinya dengan hukum-hukum positif buatan barat adalah orang yang mendustakan dan menyombongkan dirinya di hadapan ayat-ayat Allah. Orang-orang semacam ini tidak mungkin bisa masuk surganya Allah, sebagaimana tidak mungkinnya unta masuk ke lubang jarum.
<br />
<br />
Akan tetapi, hukum yang sudah sangat jelas ini sering dikesampingkan oleh sebagian kaum muslim. Diantara mereka (terutama para penguasa muslim) malah mempropagandakan paham sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan.<br />
<br />
Terhadap hukum-hukum publik Islam mereka menyatakan: ”Hukum ini telah ketinggalan jaman dan tidak layak diterapkan untuk peradaban modern”. Bahkan tidak sedikit diantara mereka menyatakan bahwa syari’at Islam tidak perlu diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan negara, dan ungkapan-ungkapan yang lainnya. <br />
<br />
Padahal, ungkapan-ungkapan semacam ini merupakan bentuk pendustaan dan kesombongan terhadap hukum-hukum Allah SWT. Bukankah hukum Allah SWT yang paling baik? Atas dasar apa ia merendahkan hukum Allah SWT? <br />
<br />
Allah SWT berfirman yang artinya:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Apakah hukum Jahiliyyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al-Maidah: 50). </blockquote>
Hukum Allah adalah hukum terbaik. Tidak ada satupun hukum yang bisa melebihi hukum Allah. Lalu, apa pantas kita membuat dan memproduk hukum menurut hawa nafsu dan akal kita, dan mengesampingkan hukum terbaik (hukum Allah). Ironisnya lagi, sebagian besar manusia masih saja berani menyatakan bahwa hukum dan peradaban mereka adalah terbaik dan adiluhung, sedangkan hukum Allah adalah hukum usang dan ketinggalan zaman.<br />
<br />
Sungguh, ini adalah kesombongan dan pendustaan yang sangat nyata. Wajar saja, bila Allah SWT mengganjar mereka dengan siksa yang sangat pedih, dan akan dimasukkan ke nerakaNya selama-lamanya. <br />
<br />
Sumber: http://muhakbarilyas.blogspot.com/2012/07/dampak-mendustakan-ayat-ayat-allah.html</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-24471952071395319122017-03-31T08:55:00.002-07:002017-03-31T10:21:55.962-07:00Mentalitas Selalu Bersyukur adalah Kunci Sukses Bisnis<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-dZ2qRuxTe2o/WN57ajJnXjI/AAAAAAAAPYY/goOtZUOSTZoeZvCUHFIld0v1HObkJijswCLcB/s1600/bisnis-manajemen-islami-004.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://1.bp.blogspot.com/-dZ2qRuxTe2o/WN57ajJnXjI/AAAAAAAAPYY/goOtZUOSTZoeZvCUHFIld0v1HObkJijswCLcB/s640/bisnis-manajemen-islami-004.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Tahukah Anda bahwa bersyukur tidak hanya sesuatu yang wajib dilakukan oleh kita yang memiliki iman, tetapi bersyukur adalah juga alat pembuka rejeki dan nikmat yang lebih banyak lagi? Syukur dan rasa terima kasih kita kepada Tuhan yang telah menganugerahi kita kehidupan ini membantu kita menikmati dan menerima kesuksesan hidup yang selama ini kita cari. Ada dua keuntungan yang didapat jika senantiasa bersyukur atas kenikmatan yang Allah berikan.<br />
<br />
Pertama, kenikmatan akan selalu Allah tambahkan sebagaimana Firman-Nya:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“La-in syakartum la-aziidannakum”—Jika bersyukur maka Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu—(QS Ibrahim 7).</blockquote>
Kedua, Allah SWT akan menjauhkan dari adzab atau murka-Nya:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Maa yaf’alullahu biadzaabikum in syakartum wa aamantum”—Allah tidak akan mengadzabmu jika kamu bersyukur dan beriman—(QS An Nisa’ 147). </blockquote>
Jika kita mampu mengintegrasikan ritual dan mentalitas organisasi kita untuk selalu bersyukur, mengurangi keluhan yang tidak perlu, komplain yang berlebihan atas segala situasi, maka insya Allah bisnis dan usaha kita akan berkah. </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-45344156598721113622013-10-05T20:51:00.001-07:002017-03-31T08:46:03.118-07:00Mintalah Pertolongan Hanya kepada Allah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-1Y4eCgwTnVQ/UlDeIvZS68I/AAAAAAAAIhM/gYsUNOIuToA/s1600/allah-logo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://2.bp.blogspot.com/-1Y4eCgwTnVQ/UlDeIvZS68I/AAAAAAAAIhM/gYsUNOIuToA/s640/allah-logo.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Islam adalah agama yang mengajarkan untuk selalu menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tempat untuk minta pertolongan. Kita manusia yang lemah hanya layak minta tolong pada Sang Pencipta. Prinsip ini secara jelas disampaikan dalam 2 ayat Al-Quran berikut yang dikutip dari <a href="http://alquranalhadi.com/index.php/kajian/tema/674/mintalah-tolong-kepada-allah" target="_blank">Al-Qur'an Al-Hadi</a>.<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan" (QS Al-Fatihah: 5). </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
"Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah" (QS Al-'A`raf: 128).</blockquote>
Paradigma untuk selalu menjadikan Allah SWT sebagai tempat satu-satunya meminta tolong sungguh merupakan suatu "way of life" Islam yang masih sering kita lupakan. Prinsip hidup "berserah diri" secara total ke haribaan Allah SWT haruslah mampu kita bawa ke ranah organisasional, tidak hanya dalam ranah individual belaka. Suatu organisasi dengan prinsip Islami harus mampu menjadikan setiap insan dalam organisasinya untuk memiliki prinsip ini. Motivasi intrinsik dalam diri setiap pimpinan dan staf harus datang dari keyakinan bahwa Allah Maha Penolong bagi setiap insan yang bertaqwa dan meminta tolong kepada-NYA.<br />
<br />
Visi organisasi harus secara jelas mencantumkan aspek ini. Setiap bagian dari organisasi harus mampu meyakininya serta bisa menginternalisasi prinsip ini. Ritual-ritual organisasi juga harus diarahkan untuk mendukung tumbuh kembangnya prinsip ini dalam organisasi. Berdoa dalam memulai setiap kegiatan organisasi juga harus dibudayakan, doa yang selalu melafazkan permintaan tolong kita kepada Allah agar pekerjaan-pekerjaan kita selalu dimudahkan-NYA. Ada banyak cara internalisasi prinsip ini dalam organisasi dan bisnis kita. Diatas segalanya, Allah adalah Zat Tertinggi yang Paling Berkuasa menentukan baik buruknya hidup semua makhluk di dunia ini.
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-81012436509677263642013-09-27T18:54:00.003-07:002017-03-31T10:21:55.987-07:00Mengintegrasikan Rasa Selalu Bersyukur kedalam Organisasi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-R1QNCp34B1w/UkY1nJwJG9I/AAAAAAAAIgs/jQ03cOA5UgI/s1600/bersyukur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="473" src="https://2.bp.blogspot.com/-R1QNCp34B1w/UkY1nJwJG9I/AAAAAAAAIgs/jQ03cOA5UgI/s640/bersyukur.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Tahukah Anda bahwa, bersyukur tidak hanya sesuatu yang wajib dilakukan oleh kita yang memiliki iman, tetapi bersyukur adalah juga alat pembuka rejeki dan nikmat yang lebih banyak lagi? Syukur dan rasa terima kasih kita kepada Tuhan yang telah menganugerahi kita kehidupan ini membantu kita menikmati dan menerima kesuksesan hidup yang selama ini kita cari. Ada dua keuntungan yang didapat jika senantiasa bersyukur atas kenikmatan yang Allah berikan.<br />
<br />
Pertama, kenikmatan akan selalu Allah tambahkan sebagaimana Firman-Nya:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“La-in syakartum la-aziidannakum”—Jika bersyukur maka Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu—(QS Ibrahim 7). </blockquote>
Kedua, Allah SWT akan menjauhkan dari adzab atau murka-Nya:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Maa yaf’alullahu biadzaabikum in syakartum wa aamantum”—Allah tidak akan mengadzabmu jika kamu bersyukur dan beriman—(QS An Nisa’ 147).</blockquote>
Tidak adalasan bagi organisasi modern untuk mengintegrasikan prinsip ini kedalam organisasinya. Pimpinan yang Islami juga adalah pimpinan yang akan selalu bersyukur atas segala nikmat yang diterima dirinya dan organisasinya.<br />
<br />
Pimpinan Islami akan senantiasa mengajak seluruh anggota organisasi untuk selalu bersyukur melalui perkataan dan contoh-contoh perilakunya. Pimpinan Islami akan mengintegrasikan berbagai kegiatan organisasi serta standar-standar kerja yang ada dengan prinsip-prinsip syukur kepada Allah, misalnya selalu memulai rapat dengan mengungkapkan rasa syukur, memulai evaluasi kerja dengan rasa syukur dan tidak dengan ungkapan-ungkapan saling menyalahkan dan penyesalan.<br />
<br />
Semua harus dimulai oleh pimpinan dan dipaksa lakukan ke seluruh organisasi. Mampukah kita?<br />
<br />
Berikut beberapa link tentang manfaat bersyukur kepada Allah:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li><a href="http://www.apakabardunia.com/2012/11/10-manfaat-karena-bersyukur.html" target="_blank">10 Manfaat Bersyukur</a></li>
<li><a href="http://www.suksestotal.com/kunci-sukses-dahsyat-bersyukur.html" target="_blank">Kunci Sukses Bersyukur</a></li>
</ul>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-62693747547336398202013-09-14T19:42:00.003-07:002017-03-31T10:21:55.979-07:00Prinsip Kepemimpinan Rasulullah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Vj6n9spcduQ/UjUefD7sXdI/AAAAAAAAIec/itl0GFKphrk/s1600/kepemimpinan-muhammad-rasulullah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="550" src="https://1.bp.blogspot.com/-Vj6n9spcduQ/UjUefD7sXdI/AAAAAAAAIec/itl0GFKphrk/s640/kepemimpinan-muhammad-rasulullah.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Book by John Adair</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Seorang pemimpin dinilai bagaimana dia bersikap dan bertindak dalam kepemimpinannya. Salah satu yang terpenting adalah kemampuan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dan membuat kebijakan, efektifitas sebuah kebijakan dan bagaimana dampak atas kebijakan tersebut. Berikut tulisan sangat bagus yang diambil dari blog <a href="http://madinahsyariahsupermarket.blogspot.com/" target="_blank">Supermarket Madinah Syariah</a>.<br />
<br />
Sebuah keputusan lahir dari sebuah proses berpikir. Bermula dari cara pandang seseorang dalam menilai sesuatu yang kemudian berpengaruh terhadap cara berpikirnya. Cara berpikir yang dilandasi cara pandang tadi akan menjadi penentu, tepat atau tidaknya keputusan seorang pemimpin dalam mengambil kebijakan. Kebijakan seorang pemimpin seringkali berpengaruh terhadap banyak orang dan ruang lingkup serta waktu yang lebih luas. Kesalahan dalam mengambil sebuah keputusan dalam memilih sebuah kebijakan akan berujung pada kegagalan suatu program atau bahkan kehancuran sebuah negara dan bangsa.<br />
<br />
Bagaimana cara Nabi Muhammad SAW berpikir?<br />
<br />
Sebagian besar dari kita pernah mendengar tentang kepemimpinan seorang Muhammad SAW. Dalam masa 22 tahun beliau sanggup mengangkat derajat bangsa Arab dari bangsa jahiliah yang diliputi kebodohan dan keterbelakangan menjadi bangsa terkemuka dan berhasil memimpin banyak bangsa di dunia. Orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya merasakan kelembutan, kasih sayang dan penghormatan dari seorang pemimpin bernama Muhammad.<br />
<br />
Cara berpikir Rasulullah SAW yang lurus terlahir dari cara pandangnya yang juga lurus terhadap hidup dan kehidupan ini. Cara berpikir yang lurus tadi menghasilkan sebuah keputusan yang tepat sekaligus dapat diterima semua pihak.<br />
<br />
Inilah cara berpikir Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai pemimpin.<br />
<br />
1. Beliau menomorsatukan fungsi sebagai landasan dalam memilih orang atau sesuatu, bukan penampilan atau faktor-faktor luar lainnya.<br />
<br />
Keempat sahabat yang dikenal sangat dekat dengan Beliau, yakni Abu Bakar Assidiq, Umar ibnu Khattab, Ustman ibnu Affan dan Ali ibnu Abi Tholib adalah gambaran jelas kemampuan Nabi Muhammad SAW dalam melihat fungsi. Keempat sahabat tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri dalam era kepemimpinan Muhammad SAW, yaitu:<br />
<ul style="text-align: left;">
<li>Abu Bakar Assidiq yang bersifat percaya sepenuhnya kepada Nabi Muhammad SAW, adalah sahabat utama. Ini bermakna kepercayaan dari orang lain adalah modal utama seorang pemimpin.</li>
<li>Umar ibnu Khattab bersifat kuat, berani dan tidak kenal takut dalam menegakkan kebenaran. Ini bermakna kekuasaan akan efektif apabila ditunjang oleh semangat pembelaan terhadap kebenaran dengan penuh keberanian dan ditunjang kekuatan yang memadai.</li>
<li>Ustman ibnu Affan adalah seorang pedagang kaya raya yang rela menafkahkan seluruh harta kekayaannya untuk perjuangan Rasulullah SAW. Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah pendanaan. Sebuah kepemimpinan akan lebih lancar apabila ditunjang kondisi ekonomi yang baik dan keuangan yang lancar. Dan juga dibutuhkan pengorbanan yang tulus dari pemimpinnya demi kepentingan orang banyak.</li>
<li>Ali ibnu Abi Thalib adalah seorang pemuda yang berani dan tegas, penuh ide kreatif, rela berkorban dan lebih suka bekerja dari pada bicara. Kepemimpinan akan menjadi semakin kuat karena ada regenerasi. Tidak ada pemimpin yang berkuasa selamanya, dia perlu menyiapkan penerus agar rencana-rencana yang belum terlaksana bisa dilanjutkan oleh generasi berikutnya.</li>
</ul>
2. Beliau mengutamakan segi kemanfaatan daripada kesia-siaan.<br />
<br />
Tidak ada perkataan, perbuatan bahkan diamnya seorang Muhammad yang menjadi sia-sia dan tidak bermakna. Pilihan terhadap kurma, madu, susu kambing dan air putih sebagai makanan yang bermanfaat untuk tubuh adalah salah satu contohnya. Bagaimana sukanya Muhammad terhadap orang yang bekerja keras dan memberikan manfaat terhadap orang banyak dan kebencian beliau terhadap orang yang menyusahkan dan merugikan orang lain adalah contoh yang lain.<br />
<br />
3. Beliau mendahulukan yang lebih mendesak daripada yang bisa ditunda.<br />
<br />
Ketika ada yang bertanya kepadanya, mana yang harus dipilih apakah menyelamatkan seorang anak yang sedang menghadapi bahaya atau meneruskan shalat, maka beliau menyuruh untuk membatalkan shalat dan menyelamatkan anak yang sedang menghadapi bahaya.<br />
<br />
4. Beliau lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.<br />
<br />
Ketika datang wahyu untuk melakukan hijrah dari kota Makkah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW baru berangkat ke Madinah setelah semua kaum Muslimin Makkah berangkat terlebih dulu. Padahal saat itu beliau terancam akan dibunuh, namun tetap mengutamakan keselamatan kaumnya yang lebih lemah.<br />
<br />
Ketika etnik Yahudi yang berada di dalam kekuasaan kaum Muslimin meminta perlindungan kepadanya dari gangguan orang Islam di Madinah, beliau sampai mengeluarkan pernyataan: "Bahwa barang siapa yang mengganggu dan menyakiti orang-orang Yahudi yang meminta perlindungan kepadanya, maka sama dengan menyatakan perang kepada Allah dan Rasulnya." Padahal tindakan demikian bisa menjatuhkan kredibilitas Beliau di mata kelompok-kelompok etnik Arab yang sudah lama memusuhi etnik Yahudi.<br />
<br />
5. Beliau memilih jalan yang tersukar untuk dirinya dan termudah untuk umatnya.<br />
<br />
Apabila ada orang yang lebih memilih mempersulit diri sendiri dari pada mempersulit orang lain, maka dia adalah para Nabi dan Rasul. Begitu pun dengan Muhammad SAW. Ketika orang lain disuruh mencari jalan yang termudah dalam beragama, maka Beliau memilih untuk mengurangi tidur, makan dan shalat sampai bengkak kakinya.<br />
<br />
Ketika dia menyampaikan perintah Allah SWT kepada umat untuk mengeluarkan zakat hartanya hanya sebesar 2,5 bagian saja dari harta mereka, dia bahkan menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dan tidak menyisakan untuknya dan keluarganya, kecuali rumah yang menempel di samping mesjid, satu dua potong pakaian dan beberapa butir kurma atau sepotong roti kering untuk sarapan. Sampai-sampai tidurnya hanya di atas pelepah korma.<br />
<br />
Seperti pernah dia bertanya kepada Aisyah RA. Istrinya apakah hari itu ada sepotong roti kering atau sebiji korma untuk dimakan. Ketika istrinya berkata bahwa tidak ada semua itu, maka Nabi Muhammad SAW mengambil batu dan mengganjalkannya ke perut untuk menahan lapar.<br />
<br />
6. Beliau lebih mendahulukan tujuan akhirat daripada maksud duniawi.<br />
<br />
Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang terpilih sekaligus contoh teladan bagi kita. Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa jalan akhirat itu lebih utama daripada kenikmatan dunia dengan seluruh isinya ini. Karena pandangannya yang selalu melihat akhirat sebagai tujuan, maka tidak ada yang sanggup menggoyahkan keyakinannya untuk menegakkan kebenaran.<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Seandainya kalian letakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, maka aku tidak akan berhenti dalam menyampaikan risalah ini.” </blockquote>
Demikian Nabi Muhammad SAW berkata kepada para pemimpin Quraisy yang mencoba menyuap Muhammad SAW dengan harta benda, menjanjikan kedudukan tertinggi di kalangan suku-suku Arab dan juga menyediakan wanita-wanita cantik asalkan Muhammad SAW mau menghentikan dakwahnya di kalangan mereka.<br />
<br />
Pemimpin yang abadi cara berpikir dan pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir zaman.</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-4687074427723718992013-09-09T01:55:00.001-07:002017-03-31T10:21:55.969-07:00Manajemen Waktu dalam Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-RboWgedFVp4/WN6EB1rhcuI/AAAAAAAAPY8/ZG0YmvXW5FMjdC4K-MCrEZ2Pf7PRMQ6NACLcB/s1600/time-islam.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="340" src="https://2.bp.blogspot.com/-RboWgedFVp4/WN6EB1rhcuI/AAAAAAAAPY8/ZG0YmvXW5FMjdC4K-MCrEZ2Pf7PRMQ6NACLcB/s640/time-islam.png" width="640" /></a></div>
<br />
Manajemen waktu adalah salah satu karakter kuat dari ajaran hidup Islami. Topik yang satu ini disebut dalam banyak sumber dari Al-Quran dan Hadits. Begitu pentingnya manajemen waktu dalam Islam, kita bisa lihat dari perintah shalat yang demikian jelas sangat menghormati ketepatan waktu secara konsisten. Luar biasa. Berikut kutipan tulisan sangat bagus dari Republika tentang manajemen waktu. Semoga bermanfaat.<br />
<br />
<b>Manajemen Waktu </b><br />
<br />
Sebelum menemui ajalnya, khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq RA. pernah memanggil Umar ibn al-Khaththab RA lalu menyampaikan wasiat kepadanya.<br />
<br />
“Wahai Umar, Allah itu mempunyai hak (diibadahi) pada siang hari yang Dia tidak menerimanya di malam hari. Sebaliknya, Allah Swt juga mempunyai hak (diibadahi) pada malam hari yang Dia tidak mau menerima di siang hari. Ibadah sunnah itu tidak diterima sebelum ibadah wajib itu dilaksanakan.”<br />
<br />
Wasiat Abu Bakar tersebut menyadarkan Umar bahwa rotasi waktu itu penuh nilai dan harus dimaknai sedemikian rupa, sehingga manusia tidak merugi dalam hidupnya.<br />
<br />
Umar melihat pesan Abu Bakar tersebut sebagai isyarat pentingnya manajemen waktu dalam memimpin umat. Menurut Yusuf al-Qaradhawi, pesan Abu Bakar tersebut mengandung arti bahwa sebagai calon khalifah, Umar harus bisa membagi waktu: kapan harus menunaikan kewajibannya kepada Allah SWT, kewajiban kepada rakyatnya, dan kewajiban kepada dirinya sendiri.<br />
<br />
Sedemikian pentingnya waktu itu, Ibn al-Qayyim al-Jauziyah menegaskan menyia-nyiakan waktu (idha’atul waqti) itu lebih berbahaya daripada sebuah kematian, karena menyia-nyiakan waktu itu dapat memutus hubungan engkau dengan Allah dan akhirat.<br />
<br />
Sedangkan kematian hanya memutusmu dari kehidupan dunia dan keluarga saja. Orang yang menyia-nyiakan waktu akan kehilangan kesempatan untuk berinvestasi bagi kehidupan akhiratnya.<br />
<br />
Oleh karena itu, Ibn Mas’ud ra pernah berkata: “Aku tidak menyesali sesuatu selain kepada hari yang mataharinya telah terbenam dan umurku berkurang, tetapi di hari itu amalku tidak bertambah.”<br />
<br />
Manajemen dan disiplin waktu menjadi sangat penting, jika seorang Muslim berusaha menggapai kesuksesan hidup dunia dan akhirat.<br />
<br />
Namun dalam faktanya, banyak orang terlena dan mengabaikan nilai waktu. Waktu berlalu tanpa makna dan amal shaleh. Tidak sedikit anak-anak muda kita banyak menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang, bermain-main, dan berleha-leha.<br />
<br />
Kesadaran wal ashri (pentingnya nilai waktu) cenderung tergradasi karena aneka permainan duniawi yang menghibur dan memperdayakan, seperti sinetron, aneka games, dan sebagainya.<br />
<br />
Dalam memanajemeni waktu, Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: “Siang dan malam itu bekerja untukmu, karena itu beramallah dalam keduanya.”<br />
<br />
Sebagai manifestasi dari aplikasi manajemen waktu, ketika diamanahi sebagai khalifah, Umar bin al-Khaththab pernah memberikan nasehat kepada Abu Musa al-Asy’ari: “Pemimpin yang paling bahagia menurut Allah SWT adalah orang yang mampu membuat rakyatnya bahagia.<br />
<br />
Pemimpin yang paling menderita menurut Allah adalah pemimpin yang membuat rakyatnya sengsara. Hendaklah engkau tidak melakukan penyimpangan, sehingga engkau dapat menyimpangkan para pekerjamu, tak ubahnya engkau seperti binantang ternak.”<br />
<br />
Semua itu tidak mungkin dapat direalisasikan tanpa manajemen waktu yang efisien dan efektif. Kata kunci manajemen waktu adalah disiplin dan penyegeraan penyelesaian kewajiban, tugas, dan pekerjaan.<br />
<br />
Nabi Muhammad Saw adalah figur teladan yang paling disiplin waktu, lebih-lebih setelah ditetapkannya shalat lima waktu sebagai fardhu ‘ain (kewajiban personal).<br />
<br />
Melalui aneka ibadah, terutama shalat, yang dalam al-Qur’an telah ditentukan waktu-waktunya (QS. an-Nisa’ [4]: 103), kita dididik untuk disiplin waktu secara baik dan benar. Muslim yang melaksanakan shalat dengan benar mestinya tidak pernah mengabaikan waktu.<br />
<br />
Penyegeraan penyelesaian kewajiban dan tugas juga merupakan tradisi Nabi SAW yang patut diteladani. Beliau bukan hanya memerintahkan umatnya untuk misalnya menyegerakan membayar hutang, mengurus janazah, dan sebagainya, melainkan juga memberi nilai plus kepada umatnya yang bangun tidur lebih awal.<br />
<br />
Bahkan Nabi SAW pernah meminta kepada Allah agar umat diberkahi dalam waktu pagi (bersegara menuntaskan persoalan. Doa beliau:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya.” (HR. Abu Daud, at-Turmudzi, dan Ahmad).</blockquote>
Implikasi manajemen waktu dalam Islam sungguh sangat serius sekaligus indah, karena salah satu karunia yang akan diaudit oleh Allah di akhirat kelak adalah pemanfaatan umur kita, tentu termasuk waktu, selama hidup di dunia.<br />
<br />
Dalam hal ini Nabi SAW bersabda:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Tidaklah kedua kaki seorang hamba itu melangkah sebelum ditanya tentang empat hal: tentang umur, untuk apa dihabiskan? Tentang (kesehatan) fisik, untuk dipergunakan? Tentang harta, darimana diperoleh? Dan Untuk apa dibelanjakan? Dan tentang ilmu, apakah sudah diamalkan? (HR. al-Turmudzi dan al-Thabarani).</blockquote>
Karena itu, agar fungsional dan bermakna, manajemen waktu harus senantiasa dikawal dengan kesadaran wal ashri, melalui reformasi iman, amal shaleh, saling berwasiat kebenaran dan saling membelajarkan kesabaran (QS. al-‘Ashr [103]: 1-3).<br />
<br />
Waktu menjadi bermakna jika dilandasi iman yang kokoh, ditindaklanjuti dengan aneka kesalehan, dikembangkan dengan pencarian kebenaran secara akademik, dan diperindah dengan kesabaran sebagai moralitas kehidupan.<br />
<br />
Mudah-mudahan kita semua mampu mengelola waktu dengan optimal dan efektif, sehingga hidup kita menjadi lebih berkah dan bermakna. Wallahu a’lam.<br />
<br />
REPUBLIKA.CO.ID<br />
Oleh: Muhbib Abdul Wahab<br />
Redaktur : Damanhuri Zuhri</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-48993137080171609152013-09-09T01:47:00.004-07:002017-03-31T09:42:48.540-07:00Ingin Sukses? Mintalah Doa Ibu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-RglXcGjGTOw/WN6G-Wi32LI/AAAAAAAAPZU/k5bitSPAHGo43-SRI5kHS-yDbtKJa0HDQCLcB/s1600/muslim-woman-praying.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="432" src="https://3.bp.blogspot.com/-RglXcGjGTOw/WN6G-Wi32LI/AAAAAAAAPZU/k5bitSPAHGo43-SRI5kHS-yDbtKJa0HDQCLcB/s640/muslim-woman-praying.png" width="640" /></a></div>
<br />
Surga berada dibawah telapak kaki ibu. Doa ibu adalah salah satu doa yang paling makbul. Cerita Ustadz Yusuf Mansur berikut ini sungguh menyentuh dan sangat relevan dengan keadaan kita semua. Salah satu hikmah kisah inspiratif ini adalah betapa <i>powerful</i>-nya doa seorang ibu, harapannya, mimpi-mimpinya, keinginannya. Dari perspektif anak, mengapa bukan kita yang "mengejar" doa ibu untuk kita? Insya Allah akan jadi kekuatan kita serta berharap bahwa doa-doa ibu kita di-ijabah Allah SWT.<br />
<br />
<b>Uum</b><br />
<br />
Semasa kecil saya dimandikan sama ibu saya. Hampir di setiap mandi, pas dikeringkan, pagi sore, ibu berdoa, “Mudah-mudahan Jam’an, bisa jadi Guru Mansur. Bisa jadi ulama besar, kyai besar.”<br />
<br />
Ibu saya memintakan nama bagi saya bayi saat itu kepada almarhum KH. Sanusi Hasan. Dan diberikanlah nama: Jam’an. Lengkapnya Jam’an Nurchotib Mansur. Yang punya arti kurang lebih: Berkumpulnya cahaya para khotib, cahaya para penceramah.<br />
<br />
Dan Mansur merujuk nama KH. Mohammad Mansur atau yang dikenal dengan nama Guru Mansur. Beliau buyut kami, seorang ulama Betawi tempo dulu yang namanya dijadikan nama jalan yang membentang di Jembatan Lima, antara Roxi sampai ke jembatan layang Kota. Ahli falak, dengan kitabnya yang masyhur di bidang ini: Sullamun Nairain.<br />
<br />
Ibu sangat ingin saya menjadi ulama. Ingin saya menjadi penerus kakeknya ibu. Dan ibu senantiasa bilang, “Siapa yang mendoakan ibu kalo nanti sudah meninggal?”.<br />
<br />
Kutipan kalimat ibu, saya pernah jadikan kalimat promo bagi Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an: “Ibu ga kepengen anak ibu cuma pinter, tapi meninggalkan shalat. Ibu ga kepengen anak ibu cuma kaya, tapi sedikit amal. Ibu ga kepengen anak ibu sukses tapi lupa mendoakan ibu.”<br />
<br />
Di antara doa ibu yang lain, yang hampir terdengar dan diperdengarkan, saat mengeringkan badan saya ketika dimandikan beliau, “Mudah-mudahan Jam’an bisa bulak balik ke Mekkah, ke Tanah Suci, kayak ke depan pintu. Bisa bulak balik kapan aja.”<br />
<br />
Saat itu saya pernah protes, “Ga mungkin doanya Bu. Doa yang lain aja...” Ibu saya saat itu jawab, “Eh eh eh... Kalo Allah sudah bilang Kun, Fayakuuun...”<br />
<br />
Ibu saya, Uum, panggilan pendek dari Humrif’ah, putri dari pasangan Firdaus dan Rafi’ah, wafat Senin yang lalu, tanggal 26 Syawal 1434H/2 September 2013, di usia beliau 63 tahun.<br />
<br />
Saat menuliskan ini saja, air mata menetes. Sungguh banyak hal dari beliau, yang akhirnya saya sampaikan ke kawan-kawan jamaah. Kadang malah apa adanya seperti kalimat Kun Fayakuun. Inspirasi-inspirasi dari beliau, mengalir lagi ke jamaah dalam bentuk pengajaran atau contoh.<br />
<br />
Kawan-kawan yang memperhatikan saya, bagaimana saya kemudian memasarkan shalawat. Mendakwahkan shalawat. Sesungguhnya pun ini inspirasinya dari beliau. Saya kenyang mandi shalawat.<br />
<br />
Seorang kawan SD-nya ibu, pernah bersaksi kepada saya, “Jam’an mah wajar jadi Ustadz. Jadi orang. Dari bayi, ibu kamu tuh ga putus shalawat. Mandiin, sambil shalawat. Ngeringin badan sambil shalawat. Nganter sekolah sambil shalawat. Nyuapin sambil shalawat. Ngegendong, sambil shalawat.”<br />
<br />
Sungguh pun saya sampe sekarang masih berasa bukan siapa-siapa, hanya seorang yang bertaubat dan lagi memperbaiki diri. Yang dalam masa pertaubatan dan perbaikan diri ini, saya sekalian ngajak yang mau ikut bertaubat dan memperbaiki diri.<br />
<br />
Saya merasa, bahwa bener-bener doa ibu itulah salah satu yang membuat saya masih diberi Allah kesempatan itu. Dengan izin Allah, tahun 2002 saya yang lama tak pulang ke rumah, kembali pulang ke rumah.<br />
<br />
Dalam keadaan sudah menulis dua buku: Mencari Tuhan dan Kun Fayakuun, dan sudah mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer, saya ditanya sama ayah saya, “Apa yang kira-kira sudah membuat Kamu begini? Kayaknya bisa bangkit lagi? Bisa maju?”<br />
<br />
Saya terdiam. Saya ingin menjawab, “Shalat dhuha saya ga putus. Berusaha shalat malam terus. Puasa. Sedekah habis-habisan, terus-terusan. Belajar. Gigih. Pantang menyerah...”, dan kata-kata lain, tapi semua itu ga keluar.<br />
<br />
Saya tahu, pasti ada kalimat lain. Dan benar saja. Kata ayah saya, “Doa ibu tuh. Ibu pagi siang sore malam, haidh ga haidh, selalu di atas sajadah. Doain Jam’an, biar jadi orang bener, biar jadi orang besar, biar jadi kyai.” Saat itu saya setengah lari ke kamar ibu. Dan ibu dalam keadaan di atas sajadah, berbalut mukena.<br />
<br />
“Yaa Allah, ampunilah ibu saya. Apa-apa kebaikan dari saya, dan semua orang yang mendengar saya, mengikuti saya, alirkan pahala yang sempurna untuk beliau. Dan juga untuk segenap orang-orang tua saya yang lain. Ampuni juga segala kesalahan saya dan semua kesalahan adik-adik saya, supaya ga mengalir kesalahannya buat orang-orang tua.” Tolong aminkan doa saya ini ya. Insya Allah kembali doa kepada yang mendoakan. Salam.<br />
<br />
REPUBLIKA.CO.ID<br />
Oleh Ustaz Yusuf Mansur</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-58092820636966256972013-08-20T18:44:00.001-07:002017-03-31T10:21:55.976-07:00Prinsip Bisnis dan Dagang Rasulullah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-OSjvzPACJJk/WN6CpyikhbI/AAAAAAAAPYw/tyqADCfQ3NAITNFg2NUIbF3g3lBmu1maQCLcB/s1600/bisnis-manajemen-islami-006.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="490" src="https://4.bp.blogspot.com/-OSjvzPACJJk/WN6CpyikhbI/AAAAAAAAPYw/tyqADCfQ3NAITNFg2NUIbF3g3lBmu1maQCLcB/s640/bisnis-manajemen-islami-006.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Rasulullah telah meletakkan dasar-dasar bisnis dan manajemen yang luar biasa sejak dahulu. Bahkan sebagian besar prinsip-prinsip tersebut tetap relevan hingga saat ini. Berikut kutipan sangat bagus dari prinsip-prinsip bisnis dan perdagangan yang dipegang Rasulullah SAW. Sangat layak direnungkan dan diterapkan. Dikutip dari situs <a href="http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=22882:paradigma-sistem-ekonomi-islam&catid=165:ekonomi-bisnis-dan-keuangan-syariah&Itemid=204" target="_blank">FIQHIISLAM.com</a>.<br />
<br />
Allah SWT berfirman,<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (QS Al-A'raaf: 96).</blockquote>
Yakni seandainya hati mereka beriman, membenarkan dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rosulullah SAW serta bertakwa dengan melaksanakan ketaatan dan meninggalkan yang haram pastilah Allah akan melimpahkan berkah kepada mereka.<br />
<br />
Ada 2 keberkahan yaitu keberkahan di langit (pengabulan doa) dan keberkahan di dunia (terpenuhinya kebutuhan hidup). Kalau di pasar suatu negeri terdapat banyak amalan-amalan rusak, maka tidak akan ada keberkahan. Rasulullah SAW bersabda, jika engkau ingin tahu kepemimpinan seperti apa yang ada di sebuah daerah, lihatlah amalan di mesjid-mesjidnya dan amalan di pasar-pasarnya. Prinsip Dagang Rosulullah SAW diantaranya adalah sbb.<br />
<br />
1. Ikhlasun Niat (Niat yang Ikhlas)<br />
<br />
Tujuan Allah SWT menciptakan dunia itu bukan untuk bersenang-sengan atau mengumpulkan dan menumpuk harta kekayaan tetapi untuk beribadah kepada Allah saja. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Ibadah adalah mentaati Allah dengan melaksanakan apa-apa yang diperintahkan melalui lisan para Rasul". Beliau juga berkata bahwa ibadah itu adalah Ismun Jami' yaitu mencakup seluruh perkataan dan perbuatan lahir dan batin, yang terlihat dan tidak terlihat, yang dicintai dan diridhai oleh Allah SWT (Ibnu Taimiyah, Al-'Ubudiyah hal. 38).<br />
<br />
Jadi Ibadah itu bukan hanya shalat, shaum, zakat dan naik haji tapi ismun jami' yaitu seluruh aktifitas yang kita lakukan sehari-hari. setelah memahami bahwa ibadah itu ismun jami' maka seorang muslim harus menjadikan setiap aktifitasnya dengan niat semata-mata mengharap ridha Allah termasuk dalam aktifitas berdagang. Inilah realisasi tujuan penciptaan dirinya.<br />
<br />
Kalau niat berdagang karena ingin kaya maka bisa jadi ia hanya kaya di dunia tetapi tidak mendapatkan bagian sedikitpun di akhirat. Atau kalau niat berdagang karena ingin mencari keuntungan semata maka bisa jadi ia hanya mendapatkan keuntungan di dunia tanpa mendapat keuntungan di akhirat.<br />
<br />
Ingat, yang Allah lihat bukan besarnya keuntungan dan omzet tapi yang dilihat adalah niat (apakah semata-mata mencari ridha Allah ataukah tidak?) dan bagaimana cara dagangnya (apakah sesuai syar'i atau tidak?). Banyak aktifitas atau ibadah besar tapi menjadi kecil di sisi Allah karena niat. Dan banyak aktifitas atau ibadah kecil menjadi besar karena niatnya. Jangan sampai melakukan sesuatu karena ingin dipandang baik oleh manusia tapi buruk dihadapan Allah SWT.<br />
<br />
Allah SWT berfirman,<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam Tiada sekutu BagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (QS. al-An'am : 162-163). </blockquote>
Sayangnya, kebanyakan orang lebih memilih pandangan manusia dari pada pandangan Allah SWT, ada pula yang hanya lebih memilih ridho manusia dibanding ridho dari Allah SWT. Na'uzubillah<br />
<br />
2. Ittiba'us Sunnah (Mengikuti Sunnah)<br />
<br />
Cara berdagang yang mengikuti sunnah adalah cara berdagang yang telah ditetapkan Allah dan RasulNya yaitu sesuai dengan akad-akad dalam hal fiqih muamalah. Pedagang harus mengetahui tentang riba dan fiqih dagang karena dalam islam itu harus mengetahui ilmunya dulu sebelum beramal. Jadi harus tahu dulu tentang apa saja yang diperbolehkan ataupun yang dilarang dalam berdagang.<br />
<br />
Imam Bukhari menyampaikan, "Al-Ilmu qablal qoulu wal 'amal (ilmu itu sebelum perkataan dan perbuatan)". Syaikh Shaleh bin Abdul Aziz Alu Syaikh memberikan penjelasan terhadap perkataan imam Bukhari. Ilmu itu ditegakkan sebelum ucapan dan amal maka akan diberkahi pelakunya biarpun perkaranya itu kecil. Adapun jika ucapan dan amal didahulukan sebelum ilmu, bisa jadi perkaranya itu sebesar gunung, namun itu semua tidaklah diatas jalan keselamatan bahkan malah merusak bagi dirinya maupun orang lain. Dan sungguh, amalan yang setitik namun didasari ilmu, maka akan lebih besar nilainya dariada amalan segunung tanpa ilmu.<br />
<br />
Pedagang harus mengetahui perbedaan antara riba dan jual-beli karena jual-beli dihalalkan oleh Allah, sedangkan riba diharamkan. Dalam aktifitasnya, jual-beli antara untung dan rugi bergantung pada kepandaian dan keuletan individunya, sedangkan dalam praktek riba hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan tanpa adanya kepandaian, kesungguhan bahkan yang ada hanya terjadi kemandegan dan kemalasan.<br />
<br />
Dalam jual-beli terjadi tukar-menukar yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Sedangkan riba hanya memberi manfaat pada salah satu pihak, dan pihak yang lainnya dirugikan. Dari sisi aqid (orang yang berakad yaitu penjual dan pembeli) harus sudah baligh dan berakal. Dari sisi produk harus yang halal dan thayib. Sedangkan dari sisi cara menjualnya harus dengan jujur dalam segala hal, baik dalam hal kekurangan dan kelebihan barang, ataupun takarannya serta memberikan harga yang sesuai.<br />
<br />
3. Quwwah (Sebaik Mungkin) dan Musara'ah (Secepat Mungkin)<br />
<br />
Rasulullah SAW menyuruh umatnya agar bersegera dalam mencari ilmu dan rizki. Rasulullah SAW bersabda,<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Umatku diberkahi diawal pagi mereka" (HR Thabrani). </blockquote>
Beliau menganjurkan umatnya agar bangun diwaktu fajar dan segera bekerja. Sabda Beliau,<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Berpagi-pagilah dalam mencari rizki! Sesungguhnya waktu pagi adalah berkah dan kesuksesan" (HR Al-Bazzar dan Ath-Thabrani).</blockquote>
Rasulullah SAW mendoakan umatnya yang bangun pagi dan bersegera dalam mencari rizki dan ilmu. Sesuai dengan sabdanya,<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Ya Allah berkahilah umatku di awal pagi mereka". </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
"Bila memberangkatkan ekspedisi atau pasukan, beliau memberangkatkan di awal pagi. Shark adalah seorang pedagang. bila ia mendapatkan ekspedisi dagangnya, juga di pagi hari. Maka ia menjadi kaya dan melimpah hartanya" (HR Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud dan Tirmidzi).</blockquote>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-78149096862549755372013-08-20T18:14:00.001-07:002017-03-31T10:21:55.983-07:00Peraturan Bisnis dan Dagang Rasulullah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-A6TOQ4r046k/WN6FndmoAvI/AAAAAAAAPZI/WLrtXa9WpAYaCCfOqduZgP-wzCOA3c0ewCLcB/s1600/bisnis-manajemen-islami-007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="550" src="https://4.bp.blogspot.com/-A6TOQ4r046k/WN6FndmoAvI/AAAAAAAAPZI/WLrtXa9WpAYaCCfOqduZgP-wzCOA3c0ewCLcB/s640/bisnis-manajemen-islami-007.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Islam secara jelas dan tegas telah meletakkan dasar-dasar bisnis dan manajemen yang dalam istilah di Al-Quran dan Hadits disebut sebagai "perdagangan" atau "dagang" saja, dalam bahasa Inggris disebut juga dengan istilah "trade" atau "trading" atau "commerce" dan "business". Semua memiliki makna yang sama. Berikut dikutip beberapa poin dari aturan-aturan dagang yang dipegang Rasulullah SAW dari situs <a href="http://www.miperwanida.com/index.php?option=com_content&task=view&id=123&Itemid=71" target="_blank">MIDA</a>.<br />
<br />
Nabi Muhammad SAW telah mewariskan pada kita prinsip-prinsip kejujuran dalam menjalankan usaha perdagangan, selain itu ada beberapa peraturan yang harus diperhatikan ketika kita berdagang agar sukses. Peraturan itu adalah :<br />
<br />
1. Penjual tidak boleh mempraktekkan kebohongan dan penipuan mengenai barang-barang yang dijual pada pembeli. Nabi Muhammad SAW berkata:<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Kedua belah pihak dalam transaksi perdagangan berhak untuk membatalkan, selama mereka tidak berpisah. Jika mereka berkata benar, menjelaskan segala sesuatunya dengan jernih, maka transaksi mereka akan mendapat berkah, tetapi jika mereka menyembunyikan sesuatu serta berdusta, maka berkah yang ada pada transaksi mereka akan terhapus" (HR Bukhari dan Muslim).</blockquote>
2. Para pelanggan yang tidak sanggup membayar kontan, hendaknya diberi tempo untuk melunasinya. Selanjutnya, pengampunan hendaknya diberikan jika ia benar-benar tak sanggup membayar. Seseorang akan dimasukkan ke surga, karena pernah berdagang di dunia dan menunjukkan kebaikan pada orang-orang, memberikan tempo untuk melunasi hutangnya, serta membebaskan pembayaran bagi yang sangat membutuhkan.<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Barang siapa memberi kelonggaran waktu pembayaran kepada orang yang berhutang atau menghapuskannya hutang itu, maka ia akan berada dalam naungan 'Arsy (kursi kerajaan) Allah pada hari kiamat" (HR Muslim).</blockquote>
3. Penjual harus menjauhi sumpah yang berlebih-lebihan dalam menjual suatu barang. Nabi Muhammad SAW berkata:<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Hati-hatilah terhadap sumpah yang berlebihan dalam suatu penjualan. Meskipun ia meningkatkan pemasaran, tetapi ia juga akan mengurangi berkahnya" (HR.Muslim). </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
"Hindarilah banyak bersumpah ketika melakukan transaksi dagang, sebab itu dapat menghasilkan suatu penjualan yang cepat menghapuskan berkahnya" (HR Bukhari dan Muslim).</blockquote>
4. Hanya dengan kesepakatan bersama, atau dengan satu usulan penerimaan, penjualan suatu barang akan sempurna. Nabi berkata:<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Dua orang boleh berpisah (setelah ada transaksi) hanya dengan persetujuan keduanya" (HR.Abu Dawud).</blockquote>
5. Tidak ada harga komoditi yang boleh dibatasi. Anas meriwayatkan bahwa pada suatu ketika di masa Rasulullah harga-harga melonjak tinggi.<br />
<blockquote class="tr_bq">
Mereka meminta: "Wahai Rasulullah, batasilah harga untuk kami." Nabi menjawab, "Sesungguhnya Allah-lah yang menaikkan harga, membatasi, melimpahkan dan membagikan bantuan makanan". </blockquote>
Ini merupakan suatu keputusan dalam menangani masalah perdagangan besar. Jika harga dibatasi, lalu tidak akan ada perusahaan dagang dan niaga, maka perdagangan dunia akan terhenti.<br />
<br />
6. Orang yang membayar di muka untuk pembelian suatu barang tidak boleh menjualnya sebelum barang tersebut benar-benar menjadi miliknya. Nabi berkata:<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Barang siapa membayar di muka untuk suatu barang, jangan biarkan ia menyerahkan barang tersebut pada orang lain sebelum barang itu menjadi miliknya" (Al-Hadist). </blockquote>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-48568686905924779462012-05-06T18:35:00.001-07:002017-03-31T08:34:38.334-07:00Berpikir Positif & Selalu Mencari Hikmah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-0KY-qS3DNAA/UjUf-rN8Z5I/AAAAAAAAIeo/kKllHfEAuf8/s1600/think-positive.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://3.bp.blogspot.com/-0KY-qS3DNAA/UjUf-rN8Z5I/AAAAAAAAIeo/kKllHfEAuf8/s640/think-positive.jpg" width="640" /></a></div>
<blockquote class="tr_bq">
“Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal itu lebih baik bagi kalian” (QS Al-Baqarah: 161). </blockquote>
Ini adalah dasar bagi kita untuk selalu berpikir positif dan mencari hikmah dari apapun pemberian Allah kepada kita. Pada hakekatnya tidak ada hal di dunia ini yang "buruk" bagi kita, semua adalah bagian dari rencana indah nan sempurna dari Allah untuk setiap insan yang beriman pada-Nya.<br />
<br />
Dalam banyak organisasi yang memiliki kultur kuat dan berhasil dalam bersaing, selalu tertanam mentalitas "positivist" semacam ini. Dalam banyak literatur dari filsuf terkenal, hasil penelitian ilmiah baik di masa lalu maupun masa kini, selalu tercantum pentingnya menjaga semangat dan selalu memandang kedepan, optimis dan positif. Sikap positif menumbuhkan motivasi, membiakkan suasana saling menghormati dan tidak saling menyalahkan.<br />
<br />
Mengapa Islam sampai menekankan pentingnya berpikir positif plus berbaik sangka (khusnudzdzan)? Paling tidak, ada empat alasan (<a href="http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1067&Itemid=4">referensi disini</a>).<br />
<br />
Pertama, kita harus khusnudzdzan dan berpikir positif karena ternyata orang lain seringkali tidak seburuk yang kita kira. Kita harus selalu berbaik sangka dan berpikir positif terhadap orang lain. Karena, bisa jadi, orang lain tidaklah seburuk yang kita kira. Sebab kita hanya bisa melihat apa yang tampak, namun tidak tahu niat baik apa yang ada di hatinya.<br />
<br />
Kedua, berbaik sangka dan berpikir positif dapat mengubah suatu keburukan (kejahatan) menjadi kebaikan.<br />
<blockquote class="tr_bq">
"Tanggapilah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dengan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat akrab." (QS Al-Fushilat: 34).</blockquote>
Ketiga, berbaik sangka dan berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Sebab hati yang bersih adalah hati yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah hati yang tidak memendam syak wasangka dan apriori terhadap orang lain. Dan hati yang berseri-seri hanyalah hati yang selalu berpikir positif bagi dirinya maupun orang lain. Kebencian, berburuk sangka dan berpikir negatif hanya akan meracuni hati kita.<br />
<br />
Keempat, berpikir positif bisa membuat hidup kita lebih legowo, karena toh Allah seringkali menyiapkan rencana-rencana yang mengejutkan bagi hamba-Nya.<br />
<br />
<b>Berlatih berpikiran positif dengan berbuat kebajikan</b><br />
<br />
Salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang untuk berperilaku baik, walaupun secara kognitif ia mengetahuinya, adalah ia tidak terlatih untuk melakukan kebajikan atau perbuatan-perbuatan bermoral. Jadi, untuk menjadikan seseorang memiliki pikiran yang positif adalah dengan mengasah dan melatih dengan kerja keras yang meyakinkan secara kontinu atau terus-menerus untuk melakukan perbuatan dan sifat yang baik, sehingga lama-kelamaan akan terbentuk jiwa dan pikiran yang positif. Tidak pernah membiarkan beratnya kehidupan yang bisa membuat kecewa dan sedih. Ia hanya menjalani kehidupan dengan teori bahwa semuanya biasa-biasa saja dan sudah dibagi imbang dan rata. Ia akan menjaga pikirannya tetap mengarah ke masa depan yang cerah.<br />
<br />
Oleh karena itu berpikir positip merupakan karakter yang patut dikembangkan bagi seseorang agar dapat menjalani kehidupan dengan baik. Dengan cara melatih diri dengan kerja keras yang meyakinkan secara terus-menerus untuk melakukan perbuatan dan sifat yang baik, sehingga lama-kelamaan akan terbentuk jiwa dan pikiran yang positif (<a href="http://tanbihun.com/sosbud/kesehatan/berpikir-positif-untuk-kehidupan-insan-yang-lebih-baik/">referensi disini</a>).<br />
<br />
<b>Mencari hikmah dengan belajar dari kesalahan</b><br />
<br />
"Kesalahan" dianggap sebagai pelajaran dan tidak diganjar punishment berat, justru berbuat salah adalah jalan menuju hasil yang lebih baik di masa depan. Berbuat salah dan kejadian "buruk" dijadikan learning process yang membentuk kompetensi baru dan menghasilkan pengalaman berharga.<br />
<br />
Budaya untuk selalu mencari hikmah tersembunyi dari setiap kejadian secara luas telah dipraktekkan oleh banyak organisasi sukses. Rapat-rapat review, monitoring proses kerja, sistem informasi canggih untuk decision making, semuanya adalah bentuk-betuk konkrit manajemen modern dalam mempraktekkan prinsip hakiki ini.<br />
<br />
Al-Quran telah secara jelas menyebutkan dalam ayat tersebut diatas. Allah Maha Besar dan Maha Mengetahui, kita manusia wajib berikhtiar, selalu yakin bahwa Allah telah siapkan yang terbaik bagi diri kita.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-50184275343747093842012-03-31T15:49:00.003-07:002017-03-31T10:21:55.972-07:00Prinsip Kepemimpinan dalam Manajemen<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-MG_qbJuvKto/WN52YTW--uI/AAAAAAAAPYE/6OEaGNs3WH419ERlNIEDG5fqgwkg1k0DgCLcB/s1600/bisnis-manajemen-islami-003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="296" src="https://3.bp.blogspot.com/-MG_qbJuvKto/WN52YTW--uI/AAAAAAAAPYE/6OEaGNs3WH419ERlNIEDG5fqgwkg1k0DgCLcB/s640/bisnis-manajemen-islami-003.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Allah telah mengatur kehidupan manusia dengan meninggikan "derajat" sebagian dibanding yang lain agar mereka dapat "mempergunakan" sebagian yang lain. Prinsip ini adalah dasar bagi manajemen Islami dimana Allah telah mengatur sedemikian rupa agar orang-orang yang memiliki derajat lebih tinggi tadi betul-betul dapat mengatur orang lain secara baik (efektif dan efisien) demi mencapai kehidupan yang lebih baik.<br />
<blockquote>
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (Az Zukhruf (43):32).</blockquote>
Ayat ini memiliki makna luas mengenai pentingnya perlan pimpinan. Dalam ayat berikut juga dibahas mengenai ketaatan terhadap pemimpin.<br />
<blockquote>
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.</blockquote>
Ulil Amri yang dimaksud adalah mereka yang dalam posisi memiliki kewenangan/otoritas diantara kamu (those in position of authority among you). Ada pula pendapat dimana kata "amri" berasal dari kata amara yang lazimnya diterjemahkan sebagai perintah. Karena itu ulil amri diartikan sebagai orang-orang yang memerintah, seperti ketua atau pejabat negara. Namun ada pula yang mengartikan ulil amri sebagai orang-orang yang memiliki kepakaran dalam sesuatu bidang, yaitu karena pengetahuan yang ada pada mereka setelah membuat penyelidikan dalam bidang tersebut.<br />
<br />
Konsep Al-Qur'an ini secara jelas mendiskusikan masalah kepemimpinan dan ketaatan bagi individu yang dipimpin untuk taat dan mengikuti pimpinannya, tentu saja selama dalam jalan kebenaran. dalam manajemen modern kita mengenal konsep organisasi dan kepemimpinan yang dibahas sangat dalam dan terus berkembang hingga saat ini. <br />
<br />
Dari sisi pandang pemimpin atau manajer, yang harus dilakukan adalah melakukan segala sesuatu untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (<i>getting things done through others</i>). Pimpinan bekerja keras untuk mendapatkan dan memiliki tim yang "solid" sehingga mampu membawa organisasi mencapai sasaran, untuk itu diperlukan "ketaatan" para anggota tim pada misi, komitmen dan aturan pada organisasinya.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-951134553461171882012-03-31T15:38:00.002-07:002017-03-31T10:21:55.991-07:00Prinsip Kejujuran dalam Bisnis & Pekerjaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-5Sl9eQQiJ2o/WN5z4RJUPFI/AAAAAAAAPXk/EKWffGV5r6g9JwdPVVW37q6R1mT7Kj2vQCLcB/s1600/burung-indah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="500" src="https://1.bp.blogspot.com/-5Sl9eQQiJ2o/WN5z4RJUPFI/AAAAAAAAPXk/EKWffGV5r6g9JwdPVVW37q6R1mT7Kj2vQCLcB/s640/burung-indah.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Prinsip Islam dalam melaksanakan bisnis dan manajemen tercermin dalam Hadis berikut yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran, kepercayaan, apa adanya (tidak berlebihan), semangat memberi, tidak menunda kewajiban dan tidak menyulitkan orang lain.<br />
<blockquote>
"Seutama-utama usaha dari seseorang adalah usaha para pedagang yang bila berbicara tidak berbohong, bila dipercaya tidak berkhianat, bila berjanji tidak ingkar, bila membeli tidak menyesal, bila menjual tidak mengada-ada, bila mempunyai kewajiban tidak menundanya dan bila mempunyai hak tidak menyulitkan" (HR. Ahmad, Thabrani dan Hakim).</blockquote>
Dalam Al Qur'an, keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau jual beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara lain kejujuran tersebut –di beberapa ayat– dihubungkan dengan pelaksanaan timbangan.<br />
<blockquote>
"Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil" (Q.S Al An'aam(6):152).</blockquote>
Dalam konsep manajemen modern, para pakar telah mengajak kita untuk kembali pada esensi "kebenaran" yang hakiki dalam kehidupan untuk mengelola organisasi. Organisasi bisnis multinasional yang besar pun hampir semua mengedepankan prinsip-prinsip hakiki ini. Mengajak seluruh elemen organisasi untuk melakukan hal-hal yang benar dan meninggalkan praktek-praktek yang menyimpang. Dalam hal ini diperlukan <i>trustworthiness</i> (kelayakan untuk dipercaya) agar pelanggan bisa memiliki <i>trust</i> (kepercayaan) pada organisasi. Semua itu hanya bisa didapatkan dengan menjalankan segela bentuk kegiatan dengan dasar kejujuran (<i>honesty</i>).</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-30608725013160000872012-03-31T15:31:00.002-07:002017-03-31T08:29:29.648-07:00Keutamaan Shalat dalam Bisnis & Pekerjaan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-D6fhqsOoY9Q/WN51zHvWwFI/AAAAAAAAPX8/bsfPnY8nceQUNYp6gfdMhbSVzmsBUw5lwCLcB/s1600/bisnis-manajemen-islami-002.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://2.bp.blogspot.com/-D6fhqsOoY9Q/WN51zHvWwFI/AAAAAAAAPX8/bsfPnY8nceQUNYp6gfdMhbSVzmsBUw5lwCLcB/s640/bisnis-manajemen-islami-002.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Sesibuk-sibuknya urusan dagang, urusan bisnis dan atau urusan jual beli yang sedang ditangani, sebagai orang Muslim, janganlah pernah sekali-kali meninggalkan shalat. Lantaran Allah SWT masih memberi kesempatan yang sangat luas kepada kita untuk mencari dan mendapatkan rejeki setelah shalat, yakni yang tercermin melalui perintah-Nya; bertebaran di muka bumi dengan mengingat Allah SWT banyak-banyak supaya beruntung.<br />
<blockquote>
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah sebaik-baik pemberi rezki" (Q.S Al Jumu'ah (62):10-11).</blockquote>
Ayat ini secara spesifik menyinggung keutamaan shalat dalam hubungannya dengan perniagaan atau perdagangan, yang saat ini bisa diterjemahkan bebas sebagai pekerjaan dan juga bisnis. Sudah banyak kita dengar dan ketahui mengenai keutamaan shalat dalam kehidupan kita, kali ini kita akan mencoba kupas keutamaan shalat dan manfaatnya bagi bisnis dan pekerjaan.<br />
<br />
Berikut diambil dari Kitab Azzawajir dari Ahmad Bin Hajar Alhaitami (kitab Irsyadul ‘Ibad Ila Sabilirrosyad) tentang faedah dan keutamaan melaksanakan ibadah sholat 5 waktu. Diantaranya Allah akan menghindarkan orang yang menjaga shalat 5 waktu dari kesempitan hidup baik di dunia ataupun akherat. Apakah kita sempit dalam urusan bisnis, urusan rumah tangga dan lain-lain? Jagalah shalat 5 waktu maka Allah akan memberikan keluasan dalam segala hal.<br />
<br />
Dalam pekerjaan, pelaksanaan shalat memberi waktu bagi tubuh kita (baik fisik dan pikiran) untuk rehat sejenak. Ibarat mesin, tentu saja diperlukan istirahat barang sejenak untuk dapat kembali bekerja. Banyak pengalaman menyebutkan bahwa waktu sekitar 5-10 menit yang dipakai untuk melaksanakan shalat wajib diantara waktu kerja mampu mendatangkan tambahan energi dan konsentrasi untuk bekerja optimal setelahnya. Hal ini ditambah lagi dengan adanya kegiatan bersuci dan membersihkan diri melalui wudhu, maka lengkaplah proses "istirahat" tubuh kita. <br />
<br />
Konsep berserah diri dan mencari pertolongan pada sang penguasa dalam shalat juga membawa banyak dampak positif dalam kerja kita. Dalam keadaan kita memiliki masalah, shalat yang khusyu' dan kemudian "curhat" pada Allah dan meminta bantuan-Nya adalah suatu kegiatan yang sangat membantu dalam melaksanakan pekerjaan kita yang selalu dikelilingi oleh masalah. Shalat membantu kita memupuk keyakinan diri bahwa akan selalu ada Yang Maha Kuasa yang pasti akan membantu dan memberikan yang terbaik bagi kita selaku ummat-Nya.<br />
<br />
Para peneliti dan ahli meyakini, ibadah (terutama shalat) dapat memperkuat tingkat kekebalan tubuh karena memberi sugesti pada seseorang untuk sabar, tahan terhadap berbagai cobaan dengan jiwa yang toleran dan ridha. Tubuh yang sehat tentu saja akan membantu pekerjaan setiap orang.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3922247504979839686.post-13412091339784552362012-03-31T15:23:00.002-07:002017-03-31T10:21:55.956-07:00Ayo Kembangkan Konsep dan Praktek Islami dalam Bisnis dan Manajemen<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-021Q17DpNN8/WN501voKhDI/AAAAAAAAPXw/5siykmHtTKoZ0aGkRxULHVC620eWM0fOwCLcB/s1600/bisnis-manajemen-islami-001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="390" src="https://1.bp.blogspot.com/-021Q17DpNN8/WN501voKhDI/AAAAAAAAPXw/5siykmHtTKoZ0aGkRxULHVC620eWM0fOwCLcB/s640/bisnis-manajemen-islami-001.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
Bismillah.. blog ini didedikasikan untuk pengembangan konsep dan praktek bisnis dan manajemen berbasis ajaran Islam. Masukan dan saran serta kritik sangat diharapkan karena tidak mudah bagi saya sendiri untuk memulai blog ini. Semoga Allah menunjukkan jalan-Nya pada penulis sendiri serta bagi seluruh pembaca dan memberikan kemudahan-Nya dalam mengembangkan blog ini agar bisa bermanfaat sebesar-besarnya bagi kemajuan ummat Islam, ummat Nabi Muhammad SAW. Amin yaa rabbal 'aalamiin..<br />
<br />
Kami juga menerima sumbangan tulisan serta saran mengenai materi yang akan dibahas, silahkan tulis komentar dibawah ini dengan menuliskan cara mengontak balik, atau tulis email ke madriyanto[dot]gmail[dot]com. Terima kasih sebelumnya..<br />
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0